YAGPIN Asrama Yatim

Islam memberikan keutamaan bagi seseorang yang memelihara anak yatim.

asrama-yatim
asrama-yatim

Ditinggalkan pergi oleh seseorang untuk selamanya tentu akan menjadi kepedihan yang mendalam. Apalagi jika yang ditinggalkan masih kecil dan tidak bisa berdiri sendiri. Oleh karena itu, Islam sangat menaruh perhatian besar kepada anak yatim.

Menyantuni anak yatim juga pada dasarnya adalah sebuah amalan dan akhlak yang sangat mulia di mata Allah SWT dan juga sesama manusia. Dengan melaksanakan amalan yang baik ini, maka seseorang akan menjadi manusia yang jauh lebih baik dan lebih bermanfaat untuk orang lain.
Kata ‘yatim’ berasal dari Bahasa Arab yang artinya anak kecil yang kehilangan ayahnya karena meninggal. Dalam Islam, artinya pun sama dan bahkan dilengkapi dengan batasan umur bagi seseorang yang masuk dalam kategori yatim tersebut.

Batasan bagi seorang anak masih disebut anak yatim adalah sampai orang tersebut telah dewasa atau baligh, sebagaimana penjelasan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis: “Tidak ada keyatiman setelah mimpi.” (HR Abu Daud).

Mimpi dalam hadis di atas maksudnya adalah mimpi basah yang menjadi penanda baligh. Selain itu, tanda baligh lainnya adalah tumbuhnya rambut kemaluan, sudah haid bagi anak perempuan, serta sudah mencapai umur 15 tahun.

Untuk anak yang ditinggal meninggal oleh ibunya tidak disebut yatim, tapi punya istilah khusus yaitu ‘ajiyy/’ajiyyah’ yang dan dalam bahasa Indonesia disebut piatu. Adapun menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum baligh.