Simak Tentang Puasa Syawal : Niat, Keutamaan, Waktu, dan Manfaatnya

YAGPIN.ORG – Assalamu’alaikum Sahabat Peduli. Bulan Ramadhan kini telah meninggalkan kita. Ramadhan usai, terbitlah Syawal. Semua orang kembali beraktivitas sebagaimana biasanya. Namun, bagi sebagian kaum Muslimin, terkhusus mereka yang sanggup beribadah tanpa terikat keadaan, suasana Ramadhan masih membekas di hati-hati mereka, entah Ramadhan tahun ini mudik atau tidak. Semuanya sama saja, sama-sama mulia karena adanya bulan Ramadhan.

Banyak pertanyaan lain seputar puasa syawal. Misalnya, apakah harus qadha’ Ramadhan dulu? Apakah harus berturut-turut? Dan sebagainya. Insya Allah artikel ini menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Pengertian dan Hukum

Puasa syawal adalah puasa enam hari di bulan Syawal, setelah Idul Fitri. Yakni mulai tanggal 2 Syawal karena pada idul fitri 1 Syawal, haram berpuasa.

Baca Juga : YAGPIN Salurkan Santunan Yatim Dhuafa Menjelang Idul Fitri 1445 H

Hukum puasa syawal adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun.” (HR. Muslim)

Maka, semestinya kita tidak ketinggalan puasa sunnah muakkadah yang sangat luar biasa ini. Kita upayakan agar bisa menjalaninya. Semoga Allah menerima dan menganugerahkan keutamaannya.

Dengan melaksanakan puasa sunnah Syawal kita akan mendapatkan keutamaan berupa pahala puasa setahun sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan lima keutamaan yang kita dapatkan dari melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal, di antaranya adalah:

1. Puasa sunnah Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

“Amalan seorang hamba yang dihisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, ‘Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah yang dapat menyempurnakan kekurangan ibadah wajibnya?’ Kemudian yang demikian berlaku pada seluruh amal wajibnya” (HR at-Tirmidzi).

2. Menyempurnakan pahala puasa menjadi pahala puasa setahun.

Hal ini sebagaimana yang dijanjikan dalam hadits Rasulullah dalam kitab Shahih Muslim, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun.”

3. Membiasakan puasa setelah selesainya puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan kita.

Sesungguhnya Allah Swt apabila menerima amal kebaikan seseorang, akan menganugerahi ia untuk berbuat kebaikan setelah itu. Sebagian ulama mengatakan:

ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة وعدم قبولها

Ganjaran perbuatan baik adalah perbuatan baik setelahnya, maka siapa saja yang berbuat kebaikan kemudian mengikutkannya dengan perbuatan baik lainnya maka hal yang demikian adalah tanda diterimanya kebaikan yang pertama, pun halnya orang yang berbuat baik kemudian mengikutkannya dengan perbuatan buruk maka yang demikian adalah tanda ditolaknya kebaikan yang ia kerjakan.

Waktu Puasa Syawal

Puasa Syawal disyariatkan enam hari di bulan Syawal. Waktunya mulai tanggal 2 Syawal. Yakni sehari setelah idul fitri. Adapun saat idul fitri (1 Syawal), haram berpuasa.

Lantas, muncul pertanyaan yang sering beredar di masyarakat. Apakah puasa ini harus mulai tanggal 2 Syawal? Apakah harus berturut-turut setiap hari?

Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan bahwa menurut pendapat Imam Ahmad, boleh puasa Syawal secara berurutan, boleh pula tidak berurutan. Dan, yang berurutan tidaklah lebih utama daripada yang tidak berurutan.

Sedangkan menurut mazhab Syafi’i dan Hanafi, puasa Syawal secara berurutan sejak tanggal 2 Syawal hingga 7 Syawal lebih utama daripada tidak berurutan.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, boleh mengerjakan puasa Syawal secara terpisah. Tidak harus berurutan. Namun, yang lebih afdhal (utama) adalah mengerjakannya secara berurutan dan langsung setelah idulfitri. Yakni tanggal 2 hingga 7 Syawal. Sebab hal itu berarti menyegerakan ibadah.

Jadi, tidak ada mazhab yang tidak memperbolehkan puasa ini di hari lain selain tanggal 2 sampai 7 Syawal. Yang penting masih berada di bulan Syawal.

Namun, hendaknya tidak mengerjakan puasa ini khusus di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu karena adanya larangan Rasulullah dalam riwayat Ibnu Majah. Para ulama menjelaskan bahwa larangan itu menegaskan makruhnya puasa di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu.

Tanggal Puasa Syawal 2024

Seperti penjelasan di atas, waktu puasa ini mulai tanggal 2 Syawal. Yang paling utama adalah tanggal 2-7 Syawal, boleh pula tanggal lain selama masih di bulan Syawal.

 

Catat niat puasa syawal ini ya sahabat…

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah.”

 

 

Sumber : bersamadakwah.net dan islam.nu.or.id