Menyambut Bulan Ramadhan 1445H

YAGPIN.ORG – Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa di dalam Islam, karena bulan ini penuh dengan keberkahan dan pahala. Maka dari itu, sebaiknya kita mempersiapkan diri dalam menghadapi bulan Ramadhan.

Bulan penuh berkah ini menjadi waktu yang istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan memperbaiki diri secara spiritual maupun moral.

Dengan persiapan yang baik, kita dapat menjalankan bulan Ramadhan secara maksimal untuk meraih pahala dari Allah SWT. Persiapan untuk menghadapi bulan Ramadhan penting dilakukan agar kita bisa beribadah dengan maksimal ketika berpuasa.

Di bulan Ramadhan setiap muslim bisa mendulang pahala yang luar biasa banyaknya. Sebab, semua amal ibadah hingga amalan sunnah sekalipun, balasan kebaikannya akan dilipatgandakan. Manakala setiap muslim tahu betapa banyak pahala yang ada di dalamnya, maka mereka berharap agar seluruh tahun menjadi bulan Ramadhan. 

Di bulan tersebut setiap muslim diwajibkan untuk berpuasa. Dan puasa itu sendiri dapat dimaknai menjadi dua hal, yakni secara syar’i dan secara hakikat.

Puasa secara syar’i merupakan pembelajaran untuk menahan diri dari berbagai perkara yang membatalkan puasa, seperti makan minum, berhubungan badan di siang hari dan hal lain yang dapat membatalkan puasa. Itulah tarbiyah dalam bulan ramadhan. 

Adapun, puasa secara hakikat dapat dimaknai dalam rangka mensucikan diri dan jiwa. Sehingga, jiwa menjadi suci, oleh karenanya bukan sekedar menjadi muslim/mukmin, akan tetapi juga memiliki takaran tertinggi, yakni takwa kepada Allah memiliki predikat muttakin.

Orang bertakwa memiliki jiwa yang suci, memiliki kemampuan kesadaran yang tinggi dalam hal menunaikan kewajiban, ketaatan dan perintah Allah Ta’ala serta dalam menghindari larangan-larangan-Nya.

Tentu, untuk mensucikan diri atau jiwa, maka diperlukan bibit/benih yang bagus. Jiwa bisa disucikan jika inputnya baik, sehingga jiwa dapat menjadi tumbuh subur.

Perlu diketahui, bahwa input tersebut dapat berupa input negatif dan input positif. Asupan positif, pola pikir, ucapan, perbuatan dan perilaku yang bagus, baik dalam rangka memperbaiki diri, berbaik kepada lingkungan, didasarkan pada rasa kasih sayang, kecintaan, menghindarkan diri dari rasa iri, dengki dan dendam.

Maka yang tumbuh dari benih yang positif itu mampu mensucikan jiwa seseorang.

Source : detikHikmah, islamiccenter.uad