YAGPIN.ORG – Sahabat, Kisah inspiratif adalah sebuah cerita yang mengandung nilai-nilai kehidupan, memberikan pelajaran berharga. Salah satu kisah inspiratif yang sarat makna adalah “Kurban untuk Emak”, sebuah cerita yang menggambarkan ketulusan seorang anak yang ingin berkurban di hari raya Idul Adha. Meskipun dalam keterbatasan, anak ini tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk sang ibu tercinta. Melalui kisah ini, sahabat diajak untuk memahami makna sejati dari pengorbanan, cinta, dan ketulusan.
Pada suatu hari menjelang Idul Adha, seorang pedagang hewan kurban didatangi oleh seorang ibu yang sederhana penampilannya. Ibu tersebut memperhatikan kambing-kambing yang dijual, lalu menunjuk salah satu kambing termurah dan bertanya harganya.
Pedagang itu menjawab, “Rp1.700.000, Bu.”
Sang ibu lalu menawar, “Harga pasnya berapa?”
Pedagang itu menjawab, “Rp1.600.000, Bu, itu sudah harga paling murah.”
Namun, ibu itu berkata, “Tapi, uang saya hanya Rp1.500.000. Boleh, Pak?”

Melihat ketulusan dan niat kuat sang ibu, pedagang itu pun luluh dan menerima tawaran tersebut. Setelah transaksi selesai, pedagang itu bertanya, “Untuk siapa kambing ini, Bu?”
Sang ibu menjawab dengan mata berkaca-kaca, “Untuk Emak saya, Pak. Saya ingin berkurban atas nama beliau.”
Begitu tiba di rumahnya.
Astaghfirullah… ALLAHU Akbar… terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rmh ibu itu. Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug reot berlantai tanah….
Saya tdk melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik, yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.
BACA JUGA : QURBANMU KENDARAAN SURGAMU
Di atas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus.
“Mak, bangun Mak, nih lihat saya bawa apa….?” kata ibu itu pada nenek yg sdg rebahan sampai akhirnya terbangun.
“Mak, saya udah belikan emak hewan qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak.” kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.
Si Nenek sangat terkaget, tapi nampak jelas raut bahagia di wajah nya, ia segera berjalan keluar dengan langkah yang gontai karena usianya yg senja.
Sambil mengelus-elus hewan kurban itu, Nenek itu berucap : “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban…”
“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya kuli nyuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang utk beli hewan kuban yang akan diniatkan buat qurban atas nama emak saya.” Kata ibu muda itu.
Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa : Ya Allah, ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dg hamba-Mu yg pasti lebih mulia ini, seorang yg miskin harta namun kekayaan imannya begitu luar biasa.
“Pak, ini ongkos kendaraannya.” Panggil ibu itu.
“Sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yg bayar.” kata saya sambil menyembunyikan mata saya yg sudah berkaca-kaca.
Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari ALLAH yg udah mempertemukan dengan hamba-NYA yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya meski dengan segala keterbatasan ekonominya.
BACA JUGA : Apakah Boleh Kurban Secara Online ?
Masya Allah !!
Kisah ini menunjukkan bahwa semangat berkurban tidak hanya dimiliki oleh mereka yang berkecukupan, tetapi juga oleh mereka yang sederhana namun memiliki niat tulus dan ikhlas.
Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada keengganan untuk berqurban. Padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yang menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban.
Namun selalu kita sembunyi dibalik kata “tidak mampu atau tidak dianggar kan…”
Semoga kisah ini ada manfaatnya. Aamiin Ya Rabbal Alamin…
Sumber : Program Studi S1 Informatika