YAGPIN.ORG – Pernahkah sahabat merasa bahwa hidup ini terasa lebih berarti ketika kita bisa memberikan manfaat bagi orang lain? Justru sebaliknya, rasanya ada kepuasan tersendiri saat kita melihat senyum bahagia karena kebaikan yang kita lakukan. Nah, itulah yang disebut dengan menjadi manusia yang bermanfaat.
Sahabat Peduli, Tahukah Kamu?
Dalam agama Islam, menjadi manusia yang bermanfaat adalah ajaran yang sangat ditekankan. Rasulullah SAW bersabda,
خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Islam mendorong umatnya untuk aktif berbuat baik. Menjadi pribadi yang bermanfaat bukan sekadar ucapan, melainkan tindakan nyata dalam membantu orang lain. Ini adalah wujud nyata dari cinta kasih yang diajarkan agama kita.
Mengapa Harus Menjadi Manusia yang Bermanfaat?
Sahabat Peduli, dalam ajaran agama-agama di dunia mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik dan bermanfaat bagi sesama. Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah bentuk pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa poin yang menganjurkan kita untuk menjadi manusia yang bermanfaat:
- Menjadi Teladan: Dengan berbuat baik, kita menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah,” Q.S Al-Ahzab-21.
Dalam ayat di atas menjelaskan bahwa, Rasulullah SAW adalah contoh terbaik bagi kita semua, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun saat menghadapi tantangan.
Beliau mengajarkan kita untuk selalu berharap pada rahmat Allah dan bersiap menghadapi hari akhir.
- Mendapatkan Ridho Allah: Setiap kebaikan yang kita lakukan akan dicatat sebagai amal baik dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Zalzalah ayat 7,
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,” Q.S Al-Zalzalah-7.
Dalam ayat di atas seringkali, kita terjebak dalam pemikiran bahwa hanya amal besar yang akan memberikan dampak signifikan, sehingga mengabaikan amal-amal kecil sehari-hari. Padahal, Allah SWT tidak pernah membatasi pahala hanya untuk amal yang spektakuler.
Setiap kebaikan, sekecil apapun, jika dilakukan dengan niat yang ikhlas, akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Mungkin kita terjebak dalam semacam ‘inflasi pahala’, di mana kita merasa amal kita harus sangat besar agar dianggap berarti. Padahal, keikhlasan adalah kunci utama yang akan melipatgandakan nilai setiap amal.
- Menambah Kebahagiaan: Berbuat baik tidak hanya membuat orang lain bahagia, tetapi juga memberikan ketenangan dan kebahagiaan pada diri sendiri. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang artinya, “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya,” Riwayat Bukhari dalam al-Adab al-Mufrod. Sanad-nya hasan.
- Memperkuat Silaturahmi: Berinteraksi dan membantu sesama akan mempererat tali silaturahmi dan memperluas rezeki. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ma’idah ayat 2,
وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَاب
Artinya: “ …Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya,” Q.S Al-Ma’idah-2.
Ayat di atas juga memberikan peringatan yang sangat jelas bagi mereka yang enggan untuk saling tolong-menolong. Allah SWT mengancam dengan siksa yang amat berat bagi orang-orang yang tidak mau bekerja sama dalam kebaikan.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sikap saling tolong-menolong dalam pandangan Islam. Dengan tidak saling membantu, kita bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga melanggar perintah Allah SWT dan berpotensi mendapatkan azab-Nya.
Bagaimana Cara Menjadi Manusia yang Bermanfaat?
Sahabat Peduli, ada banyak cara untuk menjadi manusia yang bermanfaat, di antaranya:
- Memberikan Senyuman: Senyuman adalah sedekah. Dengan tersenyum, kita sudah memberikan kebahagiaan pada orang lain.
- Membantu Sesama: Bantu tetangga yang membutuhkan, sumbangkan sebagian rezeki untuk orang yang kurang mampu, atau menjadi relawan.
- Menebar Kebaikan: Lakukan hal-hal positif setiap hari, seperti mengucapkan salam, menjaga kebersihan lingkungan, atau memberikan kata-kata semangat.
- Belajar dan Berbagi Ilmu: Ilmu yang bermanfaat adalah investasi terbaik. Bagikan ilmu yang kita miliki kepada orang lain.
Sahabat Peduli, setiap kebaikan sekecil apapun akan bernilai besar di sisi Allah SWT. Jadi, jangan pernah lelah untuk berbuat baik. Mari bersama-sama menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan lingkungan sekitar.
Sumber: tafsirq.com, hidayatullah.or.id, tafsirweb.com, quran.nu.or.id, assajidin.com